Potret Ekonomi dan Potensi Desa Kebonrejo, Kediri
Terletak di pangkuan sejuk Gunung Kelud, Desa Kebonrejo di Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, adalah bukti nyata bagaimana alam yang subur dapat menjadi tulang punggung kehidupan masyarakat. Nama "Kebonrejo" sendiri, yang berasal dari bahasa Jawa "kebon" (kebun) dan "rejo" (ramai/makmur), bukanlah sekadar nama, melainkan cerminan identitas dan denyut nadi ekonomi warganya yang sebagian besar bertumpu pada kekayaan agraria.
Pilar Utama Ekonomi: Sektor Pertanian Hortikultura
Perekonomian Desa Kebonrejo berakar kuat pada tanahnya. Sebagian besar wilayahnya merupakan lahan tegalan yang subur, mengandalkan curah hujan untuk mengairi berbagai tanaman hortikultura yang menjadi komoditas andalan. Iklim pegunungan yang sejuk memberikan keuntungan agroklimat bagi petani untuk membudidayakan aneka buah-buahan dan sayuran berkualitas.
Namun, di antara semua hasil bumi, ada satu komoditas yang menjadi primadona dan ikon desa ini: durian. Kebonrejo telah menjelma menjadi salah satu sentra penghasil durian lokal terkemuka di wilayah Kediri. Potensinya tidak main-main:
- Skala Produksi Masif: Di desa ini terdapat lebih dari 15.000 pohon durian. Pada puncak musim panen, para petani mampu memanen hingga 10.000 buah durian setiap harinya. Angka ini menunjukkan betapa vitalnya komoditas durian bagi perputaran ekonomi lokal.
- Kekayaan Varietas Lokal Unggul: Keistimewaan durian Kebonrejo tidak hanya terletak pada jumlahnya, tetapi juga pada keragamannya. Setidaknya ada 17 varietas durian lokal unggul yang telah diidentifikasi di desa ini. Dari hasil seleksi, muncul beberapa nama jawara seperti durian Sabit, Sarti, dan Mutiara, yang rencananya akan terus dikembangkan. Keragaman ini menjadi daya tarik unik yang tidak dimiliki banyak daerah lain.
- Dampak Ekonomi Langsung: Perkebunan durian menciptakan lapangan kerja bagi banyak warga, mulai dari perawatan pohon, proses panen, hingga penjualan. Pendapatan dari hasil panen durian menjadi sumber penghidupan utama bagi banyak keluarga, meningkatkan kesejahteraan, dan menggerakkan roda perekonomian desa secara keseluruhan.
Selain durian, desa ini juga memiliki sejarah sebagai daerah perkebunan kopi, yang turut menyumbang pada pendapatan petani setempat.
Sektor Perdagangan: Hilir dari Kekayaan Agraria
Di mana ada produksi pertanian yang melimpah, di sanalah sektor perdagangan tumbuh subur. Hasil panen dari Kebonrejo, terutama durian, menjadi komoditas yang diperdagangkan tidak hanya di pasar lokal tetapi juga didistribusikan ke berbagai daerah di sekitarnya. Rantai pasok ini melibatkan berbagai pelaku ekonomi, mulai dari petani, tengkulak atau pengepul lokal, hingga pedagang di pasar-pasar yang lebih besar. Aktivitas perdagangan ini memastikan bahwa hasil jerih payah petani dapat terserap oleh pasar dan memberikan keuntungan finansial yang berkelanjutan.
Potensi Masa Depan: Menuju Desa Agrowisata Unggulan
Dengan modal alam dan kekayaan hortikultura yang luar biasa, potensi terbesar Desa Kebonrejo di masa depan terletak pada pengembangan agrowisata. Desa ini memiliki semua elemen yang dibutuhkan untuk menjadi destinasi wisata yang menarik:
1. Wisata Durian Terpadu
Kebonrejo dapat menawarkan pengalaman wisata durian yang otentik. Pengunjung tidak hanya datang untuk membeli, tetapi juga untuk merasakan sensasi memetik durian langsung dari pohon, belajar tentang berbagai varietas lokal, dan tentu saja, menikmati pesta durian di tengah sejuknya udara pegunungan. Festival durian tahunan bisa menjadi acara andalan untuk menarik wisatawan.
2. Keindahan Alam Pegunungan
Lokasinya di lereng Gunung Kelud menyajikan pemandangan alam yang memukau, mulai dari hamparan persawahan terasiring hingga hutan yang hijau. Ini adalah daya tarik kuat bagi wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam, sangat cocok untuk kegiatan seperti trekking ringan atau sekadar bersantai menikmati pemandangan.
3. Keunikan Budaya
Kehadiran komunitas Hindu yang hidup harmonis dengan mayoritas masyarakat Muslim menambah dimensi budaya yang unik. Tradisi seperti perayaan Galungan, lengkap dengan penjor (hiasan bambu melengkung), bisa menjadi atraksi budaya yang menarik bagi wisatawan.
Pengembangan agrowisata secara terencana akan memberikan dampak positif yang signifikan. Ini akan membuka peluang usaha baru bagi masyarakat di luar sektor pertanian, seperti penyediaan akomodasi (homestay), kuliner, pemandu wisata, dan penjualan kerajinan tangan. Pada akhirnya, ini akan menciptakan sumber pendapatan alternatif, mengurangi ketergantungan mutlak pada hasil panen, dan mengangkat nama Desa Kebonrejo menjadi destinasi yang dikenal luas, mewujudkan makna "rejo" atau kemakmuran dalam arti yang lebih luas.