Jejak Sejarah Desa Kebonrejo: Dari Perkebunan Kolonial hingga Desa Mandiri
Desa Kebonrejo berdiri tahun 1968 setelah sebelumnya merupakan wilayah pedukuhan yang merupakan bagian dari desa Besowo. Kronologis rintisan sejarah berdirinya desa Kebonrejo dimulai sejak jaman kolonial Belanda yang ditandai dengan dibukanya lahan perkebunan di lereng gunung kelud bersamaan dengan diberlakukannya kebijakan Undang-Undang Agraria Belanda (Agraris-cheweet) tahun 1870.
Era Desa Perkebunan
Sejarah berdirinya desa Kebonrejo tidak bisa dipisahkan dari kebijakan dibukanya perkebunan pada masa kekuasaan pemerintah kolonial Belanda yang kronologisnya bisa ditelusuri melalui beberapa periode berikut ini:
1. Periode Kekuasaan Belanda di Kediri
Wilayah Kediri berada diantara dua gunung, yakni gunung Wilis di sebelah barat dan gunung Kelud di sebelah timur. Kondisi geografis inilah yang menjadi alasan pemerintah kolonial Belanda membuka perkebunan di lokasi dataran tinggi khususnya lereng gunung Kelud karena memiliki potensi tanah yang subur. Belanda menjadikan Kediri sebagai poros baru untuk mengontrol wilayah lain disekitarnya.
Kebijakan tanam paksa oleh pemerintah kolonial Belanda memerlukan tenaga kerja untuk pembukaan lahan hutan dan pekerja perkebunan. Angkatan pertama pekerja perkebunan yang didatangkan oleh kolonial Belanda adalah Joyo Sogol, Mbah Eko, dan Mbah Pronoyo (ketiganya berasal dari Ponorogo), serta Mbah Brintik dari Madura. Mereka merupakan pekerja yang didatangkan untuk membuka lahan perkebunan yang awalnya adalah hutan belantara. Angkatan pertama pekerja perkebunan inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya desa Kebonrejo. Joyo Sogol, Mbah Eko, dan Mbah Pronoyo, kemudian sering disebut dengan EKO PROYO (Eko, Pronoyo, Joyo) merupakan orang pertama yang mbabat alas Kebonrejo.
Untuk mempermudah kontrol terhadap daerah perkebunan, Belanda membangun Kong, tempat pemukiman pekerja pribumi. Para pekerja di perkebunan atas (Kebonrejo) setiap hari memelihara dan memetik kopi untuk kemudian dibawa ke pabrik pengolahan yang ada di Besowo.
2. Periode Kedatangan Jepang
Tahun 1942 pada masa pendudukan Jepang, komoditi perkebunan di Besowo bawah diubah menjadi tanaman kapas. Karena kekuasaannya yang singkat, Jepang hanya menguasai wilayah pabrik yang berada di Kentheng Besowo dan membiarkan perkebunan atas tetap seperti saat penguasaan Belanda.
Dikisahkan oleh Mbah Gimin, saksi sejarah warga Kebonrejo, Jepang juga menerapkan kebijakan pada pekerja perkebunan untuk menanam padi. Para pekerja yang bermukim di lereng atas juga diharuskan turun untuk dikonsentrasikan di pemukiman Kebonrejo. Hal tersebut dilakukan oleh Jepang untuk mempermudah mengontrol masyarakat dan mempermudah pemanfaatan tenaga untuk romusha. Banyak warga perkebunan Kebonrejo yang dikirim untuk romusha dan tidak pernah kembali lagi.
3. Periode Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan, pengawasan perkebunan lebih longgar, dampaknya terjadi sejumlah kekacauan karena warga melakukan pengkaplingan tanah perkebunan untuk dikelola secara mandiri. Pasca Konferensi Meja Bundar (KMB), Belanda kembali menguasai perkebunan di Indonesia, namun karena kondisi yang sudah dikapling warga dan penjarahan pabrik, pihak Belanda memilih meninggalkan perkebunan.
Cikal bakal administratif wilayah pemukiman perkebunan atas ditandai dengan dibentuknya Rukun Kampung pada tahun 1948. Ketua Rukun Kampung yang pertama adalah Pak Maridjo yang menjabat tahun 1948 - 1950.
Sementara itu, dipilihnya nama Kebonrejo diyakini karena wilayah perkebunan atas ini banyak didatangi para pekerja dari berbagai daerah. Kebonrejo telah menjadi magnet untuk mengadu nasib. Perkebunan yang Ramai atau dalam bahasa Jawanya Kebon sing Rejo.
Dua tahun berselang, dukuh Kebonrejo resmi menjadi sebuah desa mandiri dan terpisah dari desa Besowo, tepatnya pada hari Jum’at Pahing tahun 1970. Sebagai Kepala desa atau lurah pertama adalah Bapak Rahmat (Lurah Caretaker) yang menjabat sampai tahun 1985.
Sumber Daya Alam dan Wilayah Desa
Desa Kebonrejo merupakan Desa yang terletak ± 12 Km dari pusat Pemerintahan Kecamatan Kepung. Secara administratif, batas–batas Desa Kebonrejo adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara: Desa Kampung Baru
- Sebelah Selatan: Hutan
- Sebelah Barat: Desa Puncu
- Sebelah Timur: Desa Besowo
Desa Kebonrejo terdiri dari 4 Dusun, 5 RW (Rukun Warga) dan 20 RT (Rukun Tetangga) dengan perincian sebagai berikut:
- Dusun Kebonrejo
- Dusun Tegalrejo
- Dusun Panggungsari
- Dusun Tambaksari
